Sabtu, 11 Juni 2016

Renungan Minggu III Setelah TRINITATIS, Juni 2016

PENGAKUAN DOSA MENGHASILKAN PENGAMPUNAN
(2 Samuel 12 : 01 - 16)
Salam Sejahtera bagi kita semuanya dan Selamat Hari Minggu! Pada dasarnya tidak ada satu orang pun manusia yang sempurna, hanya Tuhan yang membuat kita sempurna apa adanya di hadapanNya. Daud misalnya, nama ini sangat dikenal dalam sejarah Alkitab, khususnya dalam Perjanjian Lama, Ia terkenal sebagai pemazmur yang handal, hingga karya-karyanya atau mazmurnya bisa kita lihat dan baca dalam Kitab Mazmur. Ia raja yang besar, ia dekat dengan Tuhan tetapi di sisi lain ia juga adalah manusia biasa yang tidak lepas dari pencobaan dan tantangan. Satu hal hal yang perlu kita cermati melalui pengalaman Daud adalah bahwa dalam segala eksksistensi kehidupannya baik suka maupun duka, baik di tengah-tengah pergumulan hidup yang sangat berat sekalipun, ia tetap berbincang-bincang dengan Tuhan melalui mazmur maupun ratapan-ratapannya. Ketika ia bahagia, ia bermazmur kepada Tuhan, dan ketika ia berduka, maka ia meratap kepada Tuhan, dan itulah letak keberhasilan daud sebagai seorang pemazmur yang handal.
Namun ternyata dibalik kesuksesan tersebut, ia juga menyimpan banyak dosa dan kesalahan di hadapan Tuhan. Biasanya dalam peperangan ia selalu menang, menang dan menang tetapi dalam peperangan iman kali ini ia kalah berperang melawan hawa nafsu kedagingan, memangdang perempuan yang bukan miliknya, menginginkannya dalam hati dan berzinah dengannya. Apa yang ia lakukan adalah: berusaha mengambil Betsyeba, istri Uria dengan cara menyuruh uria berperang melawan Amori, dan mati terbunuh pada peperangan tersebut. Betsyeba pun berhasil dimilikinya, dan mejadikannya istri dan melahirkan anak baginya. Ini yang ditegur oelh Nabi Natan, bahwa Allah tidak menghendaki perbuatan Daud tersebut. Akhirnya hukuman pun terjadi atasnya, yaitu anak yang dia miliki dari betsyeba harus meninggal dunia. Untuk Itulah Daud berpuasa dan menangis terus di hadapan Tuhan, Ternyata Tuhan tidak mendengar penyesalan tersebut. Namun untuk kedua-kalinya, melalui pengkuan dosa yang dilakukan oleh Daud, maka Allah meberkatinya kembali dan betsyeba melahirkan anak baginya. yaitu salomo yang kemudian mejadi raja atas Israel, bahkan Salomo terkenal sebagai Raja yang penuh dengan Hikmat.
Saudara-saudari terkasih, sadar atau tidak sadar, kita juga sebagai manusia bisa pasti banyak melakukan dosa dan dan kesalahan seperti Daud. Banyak hal yang bisa menggoda dan membuat kita jatuh dalam lumpur dosa. Setiap manusia siapaun dia bisa saja jatuh dalam perbuatan dosa; baik pejabat atau masyarakat biasa, yang kaya dan miskin, pengusaha atau petani. Keimanan yang tidak kuat bisa mengantarkan kita kepada hawa nafsu, keserakahan dan kecemaran (Efesus 4: 19). Harus kita ingat dan renungkan bersama, bahwa segala hal yang tidak benar akan diperhitungkan oleh Tuhan sebagai perbuatan dosa dan akan mendapat ganjaran atau hukuman. Karena itu, kita harus sadar dan berjaga-jaga dalam Tuhan, agar tidak ada kesempatan bagi si iblis untuk melemahkan kita. Dan satu hal lagi yang perlu kita pelajari dari nas ini khotbah hari ini bahwa penyesalan dan pengakuan dosa akan menghasilkan pengampunan dari Tuhan. Oleh karena itu marilah kita memiliki kepekaaan atas perbuatan dosa kita, datanglah kepada Tuhan Yesus untuk mengakui segala dosa yang telah diperbuat dan mintalah pengampunanNya. Kehadiran Tuhan Yesus Kristus di dunia ini adalah untuk menebus dan mengampuni semua orang yang percaya kepadaNya. Oleh karena itu, berbahgialah, karena Yesus Kristus telah mengampuni semua dosa-dosamu. Horas.  Pdt. Tunas P. Sitanggang, STh

Tata Ibadah HKBP Cengkareng


Sabtu, 21 Mei 2016

Tata Ibadah HKBP Cengkareng, 22 Mei 2016


Renungan Minggu TRINITATIS, 22 Mei 2016


ROH ALLAH PENUNTUN KEPADA KEBENARAN
(Yohanes 16 : 12 - 15)
       Kita akan memasuki minggu-minggu Trinitatis yaitu kemuliaan Allah yang Esa yang dinyatakan sebagai Bapa, Anak dan Roh kudus (Tritunggal) Bila berbicara mengenai Trinitatis , maka tidak dapat kita punggkiri bahwa pengenalan orang kristen mengenai Allah Tritunggak telah dipergunakan oelh orang-orang yang bukan kristen sebagai alat mempertanyakan dan menyangkal orang-orang kristen sebagai agama yang tidak menyakini Allah yang Esa. Namun Hal itu sah –sah saja dan bukan sesuatu yang harus perlu ditanggapi secara serius karena memang itulah kenyataan pandangan jika hanya melihat dari luar, kebenaran Firman Tuhan hanya bisa dimengerti jika kita masuk kedalamnya. Dan bila kita membicarakan Trinitatis, kita harus menyadari bahwa yang kita bicarakan adalah tentang Allah.  Bukan hal membicarakan tentang matematika atau filsafat. Dan, kita tahu bahwa Allah bukanlah sesuatu yang dapat diselidiki, diuraikan, dirumuskan dengan kemampuan otak manusia. Allah tidak bisa dijadikan objek penelitian seperti benda, orang atau pengetahuan lain. Orang behikmat berkata: BIla ingin memahami sesuatu maka kita harus memiliki kemampuan melebihi sesuatu tersebut, sehingga kita bisa menangkap dan mengusainya.
           Dalam nas bacaan ini menyatakan bahwa penerimaan akan Yesus Kristus sebagai Tuahn akan menghantarkan kita pada kondisi hidup yang dipimpin oleh Roh Kebenaran dan Roh itulah yang memimpin kita memasuki kebenaran Firman Allah. Disini kita tidak membahas bagaimana itu Tritunggal namu lebih menekankan dari pengakuan iman kita akan Allah Tritunggal dalam hidup kita. Mungkin sudah banyak gambaran-gambaran mengenai Trinitatis yang disampaikan kepada kita untuk memudahkan mengenal Trinitatis, misalnya “matahari” (wujud, panas sinar) ataupun “telur” (kulit, putih telur kuning telur) dan banyak lagi ilustrasi dan pahaman yang dapat menuntun kita dapat memahami Allah Tritunggal yang pada prinsipnya kita percaya dan yakin bahwa Allah adalah Esa yang menyatakan diri dalam tiga penyataan yaiut bapa yang menciptakan dan memelihara kehidupan kita; Anak sebagai yang menyelamatkan manusia dari dosa dan Roh Kudus yang hidup dan hadir di tengah-tengah umatnya. Kita mempercayai Allah yang hidup dan berkarya dalam kehidupan ini dari dahulu, sekarang dan akan datang. Jika kita memperhatikan nasbacaan kita, ada tiga kalimat yang menarik; pertama: Masih banyak hal yang harus Ku-katakan kepadamu, kedua: Memimpin kamu kedalam seluruh kebenaran, ketiga: Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. Allah masih dan akan terus bekerja dalam kehidupan kita untuk menyatakan rahasia kebenaranNya. Sehingga sangat diperlukan kepekaan untuk dapat merasakan kehadiran Allah. Pernyataan Allah tidak akan pernah dibatasi oelh ruang dan waktu yang adalah milik Allah sepenuhnya. Iman kepercayaan kita akan tritunggal menghantarkan kita pada keyakinan akan pemeliharaan kehidupan, penyelamat dan memperbaharui hidup kita bahwa Allah tidak pernah diam dan tidur namun justru Allah terus bekerja senantiasa memperbaharui hidup kita sampai akhir hidup kita. Sepanjang kita memberitakan kebenaran Firman Tuhan dalam hidup kita maka akan semakin mematangkan imam kita memahami kuasaNya. Kita dapat memahami dan mengimani Allah tritunggal hanya melalui pengenalan dan pengalaman iman yang mendalamdan dewasa ditambah dengan penyerahan diri kepada Roh Kudus. Hanya dengan itu kita sebagai orang percaya telah mengalami, menyembah dan mempercayai Satu Allah yang menempatkan diri kepada kita dengan Tiga Cara Berada, yang tidak dapat dipisah-pisahkan namun harus dibedakan. Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus. Selamat Hari minggu Trinitatis Tuhan Yesus memberkati. Pdt. Tunas P. Sitanggang, STh

Minggu, 15 Mei 2016

Renungan Minggu PENTAKOSTA I

PIMPINAN ROH ALLAH SEBAGAI BUKTI ANAK-ANAK ALLAH
(Roma 8 : 14 - 17)

Selamat Pentakosta. Hari ini kita sudah memasuki minggu Pentakosta yaitu minggu turunnya Roh Kudus. Bila kita merayakan hari turunnya Roh kudus merupakan suatu suka-cita dan penghiburan bagi kita, dimana bila kita baca dalam yohanes 14, ketika Yesus mengatakan bahwa Dia akan meninggalkan murid-muridNya dan naik ke sorga, perasaan murid-muridNya sangat sedih, kawatir dan bimbang, karena akan berpisah yang membuat hati mereka berduka. Bisa kita bayangkan, bagaimana rasanya jika kita berpisah dengan seseorang yang amat kita cintai atau yang menjadi andalan bagi hidup kita, tetapi Yesus tidak mau meninggalkan mereka berduka, Yesus akan menjanjikan datangnya Roh kudus untuk menghibur, seperti dalam Yohanes 14:26 disebut “ Tetapi penghibur yaitu Roh kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam namaKu, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua, yang telah kukatakan kepadamu”. Disini Yesus tidak begitu saja meninggalkan murid-murid yang dikasihiNya, tetapi Yesus mengutus Roh Kudus untuk: Menghibur, menolong, menguatkan, memberi kuasa bagi mereka untuk dapat melaksanakan tugas misi memberitakan Injil kedunia ini. Dalam Firman ini, dijelaskan bahwa peranan Roh Kudus sangat besar dalam kehidupan kita, dimana melalui kuasa Roh Kudus inilah kita diangkat dan diyakinkan bahwa kita adalah: Anak Allah. Sebagaimana dalam Ayat 14-15 yaitu: “Semua orang yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah. Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kau telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah, oleh karena itu kita berseru: ya Abba, ya Bapa”.
               Dari sini jelas dengan kuasa Roh Kudus inilah yang bisa membuat kita percaya kepada Yesus dan setelah percaya, kita boleh menerima status yang baru yaitu diadopsi (diangkat) menjadi anak Allah. Bagaimana proses menjadi anak Allah? Paulus menjelaskan menjadi anak Allah ini dari sudut Hukum (Romawi), tentang adopsi (pengangkatan anak), disana berlaku ketentuan kekuasaan mutlak seorang bapa atas keluarganya.

Sabtu, 07 Mei 2016

Renungan Minggu Exaudi dan Tata Ibadah,08 Mei 2016



Renungan Minggu EXAUDI

AJAKAN MEMULIAKAN ALLAH SANG RAJA
(Mazmur 97 : 1 - 12)

Selamat bersua kembali dalam minggu Exaudi saat ini, mengajak kita dalam rasa syukur dan terima kasih untuk meyaksikan seruan pengenalan kita akan kedaulatan Allah sambil memohonkan kasihNya untuk melindungi perjalanan kehidupan kita, sebagaimana pemazmur saat ini kita juga memohonkan: Dengarlah seruanku, ya Allah. Itulah yang akan kita rasakan dalam minggu ini, setiap orang yang mengapiri Allah, menyertakan permohonannya, dalam kasihNya Ia mendengar doa permohonanku.
Perasaan sejuk dan tenang terhimati dalam bingkai perlindungannya, dan hati yang bersyukur tidak akan jemu-jemu mengagungkan kasih dan peyertaanNya. Pemazmur bersorak dalam nas ini, begitu girangnya mempersaksikan kuasa dan kebesaran Tuhan bahkan dia katakan bumi bersorak, pulau-pulau bersukaria. Pengenakan akan keberadaan Allah yang agung, yang seolah mulut manusia tidak sempurna mengakungan pujian akan kebesaranNya memuncukan iman yang mempersonifikasikan, kalau segenap alam dan semua bunyi-bunyian yang ada didalamnya ada lantunan yang harmoni untuk pujian akan kebesaran Allah yang adalah sang Raja.
Didalam pemerintahan kerajaan Allah, Kristus duduk di atas tahta sebagai Raja. bagi umat yang percaya dan setia, Dia pembawa sukacita besar, tetapi bagi mereka yang menyelewengkan kekuasaan, menidas rakyat, bahkan cenderung tidak mau mengakui kewibawaan Tuhan sebagai Raja, kedatanNya merupakan suatu kengerian dan mereka akan dipermalukan. Syair Issac Watts dalam kidung natal sungguh menggambarkan hal itu: ”Hai dunia gembiralah dan sambut Rajamu..” “Hai dunia elukanlah Rajamu penebus, ... Dialah Raja semesta, benar dan mulia” (Kj. 199).
Sebagai pengikut Kristus, kita harus mengikut jalan yang ditempuh Yesus. Artinya, mencotoh dan meneladani kehidupan Kristus dalam segala hal, sebagaimana yang dikatakan Yohanes: “Barang siapa mengatakan bahwa Ia ada di dalam Dia, ia wajib sama seperti kristus telah hidup (1Yohanes 2:6.) Inilah yang disebut Kristen sejati, Kristen yang menempatkan Tuhan sebagai Raja di dalam hidupnya. Ada banyak orang mengaku sebagai kristen atau pengikut Kristus tetapi dalam kehidupannya sehari-hari sama sekali tidak mencerminkan nilai kekristenan, masih kompromi dengan dosa, hidup sama seperti orang yang tidak mengenal Tuhan, dan “lebih menyukai kegelapan daripada terang, sebab perbutan-perbuatan mereka jahat” (Yohanes 3:19). Hal ini menunjukan kalau kita belumlah menjadi pengikut Kristus yang sejati. Jauh dari hakekat menghidupi Injil yang sebenarnya.

                Di Minggu Exaudi saat ini, kita diajak untuk memuliahkan Tuhan sebagai Raja. Sebagai orang yang telah merasakan kasih Tuhan, tanpa ragu kita harus berani mengatakan, bahwa Allah sebagai Raja yang berkuasa dalam kehidupan kita, yang memampukan kita untuk berjalan di jalanNya. Berexaudi berarti setia dan penuh suka cita mengagungkan dan merasakan keperkasaanNya. Amin. Pdt. Bengsil

Jumat, 29 April 2016

Renungan Minggu ROGATE

KIRANYA TUHAN MENYINARI KITA DENGAN WAJAHNYA
(Mazmur 67 : 1 - 8)

Bersyukur adalah salah satu warna kehidupan orang-orang percaya yang merasakan pengasihan Tuhan. Pemazmur 67 ini mengungkapkan bagaimana Allah mengasihi umat-Nya, sehingga ia merasakan sukacita dan mengajak suku-suku dan bangsa di bumi untuk turut bersyukur. Sebagai orang percaya sepatutnya untuk selalu mengucap syukur karena begitu besarnya pengasihan Tuhan. Pengucapan syukur merupakan simbol berkat Tuhan dan sinar petunjuk sebagai jaminan kehadiran Tuhan. Mengucap syukur adalah perwujudan hidup yang mempersaksikan bahwa Tuhan satu-satunya sumber berkat di dalam kehidupan.
Nas minggu ini dimulai dengan rumusan berkat yang disampaikan Allah kepada umat-Nya. Rumusan berkat yang dikutip pemazmur dari Bilangan 6:24-26 merupakan berkat yang dijanjikan kepada Abraham dan keturunannya, tetapi juga dimaksudkan untuk semua kaum di atas bumi. Pemazmur 67 ini memiliki pemahaman tentang Allah yang universal. Allah bukan hanya bagi Israel tetapi bagi semua suku bangsa. Tuhan itu baik bagi semua orang (Maz 145:9). Allah yang memberkati keturunan Abraham tapi juga menghendaki berkat-Nya bagi seluruh umat manusia. Untuk itu orang percaya harus memohon berkat Tuhan, karena Tuhan berkenan memberi berkat-Nya. Mintalah di dalam doa pada-Nya dan sampaikan itu hanya di dalam Nama Agung dan Mulia Tuhan Yesus Kristus.
Berkat Tuhan akan dinikmati oleh orang-orang yang mengaku akan kebenaran dan keagungan Allah. Mereka adalah orang-orang rendah hati yang memohon pengasihan Allah. Hanya dengan pengasihan Allah saja maka umat-Nya memperoleh berkat. Allah memberkati orang-orang-Nya dengan memancarkan sinar dari wajah-Nya. Sinar yang bersumber dari wajah Allah itu menerangi setiap umat-Nya supaya mereka melangkah pada jalan yang benar. Orang-orang yang masih dalan kegelapan turut diterangi oleh cahaya dari Allah, sehingga mereka tidak akan tersandung dan tersesat tetapi beroleh keselamatan. Berjalan di jalan Tuhan berarti melakukan kehendak-Nya dan berserah kepada tuntunan kasihNya. Hidup di jalan Allah, berserah kepada tuntunan Tuhan walaupun hal tersebut tidak sesuai dengan yang kita pikirkan. Tuhan memberi lebih dari yang kita pikirkan dan sesuai dengan kehendak-Nya.
Allah yang mengasihi seluruh umat memiliki kuasa untuk memerintahkan. Ia memerintah dengan adil. Ia menghakimi dengan jujur dan memulihkan kesejahteraan bagi seluruh bangsa. Tindakan Allah  yang berkeadilan ini disambut dengan rasa syukur penuh sorak-sorai.  Pemerintah Allah akan membuat bangsa-bangsa bersorak-sorai karena Allah memberikan kesejahteraan serta mewujudkan keadilan sosial di bumi. Allah adalah adil bagi semua orang. Keadilan Allah memberi keselamatan bagi semua ciptaan-Nya. Kita sebagai orang percaya terpanggil untuk menyatakan keadilan Allah ini bagi semua bangsa. Biarlah melalui kesaksian hidup orang-orang percaya, banyak suku bangsa turut merasakan pengasihan Tuhan dan berkat-Nya. Kiranya Tuhan menyinari kita dengan wajah-Nya agar kita menjadi berkat bagi dunia ini. Selamat Minggu Rogate. Horas!!! Tuhan Yesus Kristus memberkati. Pdt. Tunas P. Sitanggang, STh